Pages

Like Box

Follow Twitter

Chat Me

Minggu, 27 Mei 2012

Di Mimpi Ku Ada Dia (part 2)

Kepala ku masih terasa pusing, tapi aku mencoba bangun. Saat membuka mata aku melihat ayah dan bunda dengan muka cemas. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku, tiba-tiba aku sudah terbaring di tempat tidur. Tapi kenapa Rio, papa dan mamanya  masih disini, apa ini masih malam. Sebelum ku utarakan pertanyaan itu, bunda sudah memelukku.

“Kenapa Fira nggak pernah bilang ke mama kalau Fira alergi kentang, dan kenapa Fira masih tetap mau makan kentang buatan bunda”. Aku hanya terseyum, menjawab pertanyaan bunda.


Suasana rumah tampak berbeda pagi ini, ramai tak seperti biasanya, karena insiden semalam, keluarga Rio mrnginap di rumahku. Aku masih terbaring di tempat tidur kesayanganku. Bunda dan tante rida tiba-tiba masuk, dan langsung memeriksa kesehatanku.

“Kata dokter Fira harus banyak istirahat, bunda dan tante Rida akan pergi ke sekolah Fira, mau ketemu kepala sekolah. Ayah dan om Farid ke kantor karna hari ini ada rapat mendadak dan bibi cuti pulang kampung. Jadi Rio akan jaga Fira sampai kami kembali, karena Rio hari ini tidak ada kuliah,” Kata bunda kepadaku.

Aku hanya tersenyum, mendengar perkataan bunda. Akhirnya tinggal aku dan si coro dirumah ini, aku sangat tidak nyaman si coro ada di sini menemaniku. Tapi mau bilang apa lagi, aku tidak bisa bantah kata-kata bunda.
Tiba-tiba dia berkata kepada ku, “Cewek bodoh....”.

Aku sangat kesal sekali, ku lempar aja dia pakek bantal. Dia spontan menjerit “Aww....”. Aku tertawa melihat dia menjerit, aku terbayang seekor coro yang kepijak sandal jepit.

“Itu balasan untuk cowok yang super nyebelin kayak kamu, udah seenaknya ngikutin orang, sok cool, bilang orang bodoh dan yang lebih parah kamu mau bunuh aku tadi malam, tapi sekarang santai-santai duduk di sini tanpa bersalah”.

Rio berjalan mendekati aku, apa dia ingin mencekik ku karena marah atas ucapan ku, awas aja kalau dia berani akan ku keluarkan jurus ampuh. Tapi dia semakin dekat dan dia......
***
Hari telah malam, keluarga ku sedang makan malam , hanya aku yang  absen dimeja makan. Tiba-tiba aku tebayang kejadian tadi siang, aahhhh...... aku bisa gila. Dasar coro hitam, jalek, penuh kutil. Beraninya dia cium aku, dan bilang kalau itu permintaan kedua, Padahal itu kan ciuman pertama ku dan sekarang direbut ma cowok aneh mirip coro, aku mengomel dalam hati.

Tiba-tiba aku mendengar suara Yuwi, mau apa dia kesini malam-malam. Emang sih hal kayak gini bukan hal yang langka lagi, Yuwi emang hampir tiap hari kerumah ku, biasa lah cari sesuatu yang bisa dimakan. Bukan berarti di rumahnya nggak ada makanan. Tapi kalau di rumah ku dia bisa makan sepuasnya tanpa omelan siapapun.
“Fira, kamu belum tidur kan?” teriak Yuwi.
“Belum, masuk aja.....” aku menjawab dengan lembut. “Kamu mau menginap disini wi?”

“Iya dong, kan temen kesayanganku lagi menderita. Yuwi menjawab dengan senang. “Tapi kenapa masih sedih, kan temen kamu yang manis ini sudah disini menemanimu?”.

Aku pun menceritakan kejadiaan tadi siang, Yuwi mendengarkanku dengan hikmat dan mengangguk-angguk. Aku nggak tau dia mengerti atau nggak tapi aku tetep aja ngomong nggak berhenti-henti. Tapi emang dasar Yuwi, selalu aja merusak suasana, dia malah ketiduran. Mungkin dia kecapek-an dan mungkin juga dia kekenyangan. Aku nggak tau, setidaknya bebanku sedikit berkurang.
***

Akhirnya pagi dateng juga, pagi ini aku ingin jalan-jalan di taman sambil menjalankan kebiasaan diri, biasalah beli buram. Tapi bunda ngelarang ku pergi sendirian, katanya aku masih belum sembuh. Padahal aku kan sudah nggak kenapa-kenapa lagi, Itulah bundaku khawatirnya berlebihan.
“Bunda......, Fira harus pergi dengan siapa?. Yuwi kan sudah pulang, ayah dan bunda mau pergi ke bandung, bibi lagi cuti. Padahal kan Fira udah nggak kenapa-kenapa lagi,” aku bicara dengan nada lembut meminta.
Aku terus saja merengek, mengikuti bunda kemana melangkah. Bunda tetap saja tak mengubrisnya, memang ibu yang satu ini susah diajak kompromi. “Bunda mau Rio yang temenin kamu selama bunda dan ayah ke bandung,” kata bunda enteng.
“Apaaa... bunda nggak salah? Kenapa harus dia, kan ada Yuwi,” aku melemah. Bunda kenapa sih, aneh banget. Jangan-jangan si coro udah guna-guna bunda dan ayah, ihhh seremmmm.


Bersambung.......











separador

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selamat Datang

Translate

Pengunjung

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri Populer

Followers