Pages

Like Box

Follow Twitter

Chat Me

Selasa, 31 Januari 2012

Sosial Exchange Theory

Setelah saya menerbitkan tulisan yang berjudul Cognitive Dissonance Theory, maka kali ini saya akan menampilkan sebuah tulisan yang berjudul Sosial Exchange Theory, di sini saya mengupas bagaimana cara menggunakan sebuah teori Sosial Exchange Theory untuk mengatasi sebuah persoalan dalam kehidupan. Mari dibaca dan dipelajari ^_^


Fisha dan Fikri adalah sepasang suami istri yang telah berkomitmen untuk menjaga cinta mereka. Fisha menjadi perempuan yang paling bahagia, karena mendapatkan suami seperti Fikri, begitu juga sebaliknya. Mereka sama-sama bersyukur, karena mendapat seseorang yang shaleh, pintar, mapan, dan sangat romantis. Mereka hidup bahagia, bahkan banyak orang yang bilang bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana mereka saling memanjakan satu sama lainnya.

Lima tahun berlalu mereka menjadi suami istri, sangat tidak terasa waktu begitu cepat berjalan. Walaupun mereka hanya hidup berdua saja, karena sampai saat ini Fisha belum bisa memberikan seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangganya. Namun, Fikri tidak pernah menuntut soal anak kepada Fisha.
Ia mengaggap Allah swt belum mempercayai mereka untuk menjaga titipan-Nya. Tapi keluarga Fikri mulai resah. Dari awal mereka menikah, keluarga Fikri tidak menyukai Fisha. Bahkan Fisha sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan ketika suaminya tidak berada didekatnya. Namun ia selalu berusaha menutupi hal tersebut dari suaminya.

Tiba-tiba mereka mendapat kabar dari keluarga besar suaminya. Bahwasanya mereka harus segera pergi ke Sabang , karena ada hal penting yang harus dibicarakan. Tetapi Fisha maupun Fikri sama-sama tidak mengetahui apa yang nantinya akan dibicarakan di pertemuan kelurga besar suaminya itu. Ia merasa khawatir, ditambah lagi ia dan suaminya tidak pernah mengunjungi keluarga besar suaminya selama ia menikah dengan Fikri.

Baru saja tiba di Sabang, mereka sudah harus berkumpul untuk membicarakan hal yang menjadi tujuan mereka datang ke Sabang. Kemudian Fisha duduk disamping suaminya, dan suaminya menunduk penuh dengan kebisuan. Karena Fikri sangat patuh dan menghormati keluarganya. Tiba-tiba saja Fisha terkejut mendengar ucapan keluarga suaminya. Ia diremehkan, karena selama lima tahun ia belum bisa memberikan keturunan untuk Fikri dan keluarga suaminya. Belum hilang rasa sakit di hati Fisha, nenek Fikri menambah lagi beban dalam hatinya.  Fisha diberikan pilihan yang sngat sulit untuk dia pilih, bahkan rasanya ia mau jatuh pingsan saat mendengarnya. Fisha harus memilih antara dimadu atau diceraikan, dan seandainya Fisha tidak dapat mengambil keputusan maka Fikri yang akan menggantikan Fisha dalam mengambil keputusan. Fikri tampak terpukul dan tampak meneteskan air matanya. Namun, ia hanya terdiam saja, tidak membantah sedikitpun ketika mendengar ucapan keluarganya. Ia memang sangat menyayangi istrinya tapi disatu sisi ia juga manyayangi keluarga yang telah membesarkannya.

Keluarga Fikri terus saja mendesak Fisha agar cepat mengambil keputusan. Dengan tangan yang dingin dan gemetar Fisha menjawab dengan tegas. Ia rela dimadu asal tidak dipisahkan dari suaminya. Fikri kaget mendengar keputusan istrinya, ia merasa sangat sedih. Namun, Fikri dan Fisha hanya diam, tidak bicara sedikitpun. Mereka berdua saling berfikir dan bertanya-tanya, apa yang akan terjadi dalam hidup mereka dengan adanya pihak ketiga.

Dari kasus di atas, dapat dilihat bahwa hubungan rumah tangga antara Fikri dan Fisha mengalami banyak masalah. Karena lebih banyak membutuhkan pengorbanan dari pada memberikan penghargaan. Dalam hal ini, hubungan mereka dapat disebut sebagai Sosial Exchange Theory, yaitu didasarkan dalam konteks ekonomi. Dimana mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan tersebut. Sosial Exchange Theory memiliki tiga konsep, yaitu cost, rewards, dan outcome.

Cost adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif (pengorbanan) bagi seseorang. Ketika Fisha dan Fikri mendapatkan tekanan dan ketegangan, sehubungan dengan pengambilan keputusan untuk bercerai atau dimadu. Rewards adalah elemen dari dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif (penghargaan). Kebahagiaan yang mereka alami dalam membangun rumah tangga, kesetiaan yang mereka tunjukkan, dan rasa saling pengertian di antara mereka merupakan suatu penghargaan. Outcome adalah hasil akhir, dimana seseorang akan meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat bertahan, karena penghargaan lebih besar dari pada pengorbanan. Sedangkan hubungan yang negatif mungkin akan berakhir, disebabkan pengorbanan melebihi penghargaan. Dalam kasus di atas, Fikri dan Fisha tetap melanjutkan hubungan mereka.
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selamat Datang

Translate

Pengunjung

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri Populer

Followers