Pages

Like Box

Follow Twitter

Chat Me

Sabtu, 28 Desember 2013

Pustaka Unsyiah Tarik Minat Pengunjung Lewat Portal Aplikasi


Gedung berwarna putih yang terletak di samping Gedung Biro Unsyiah merupakan sebuah perpustakaan pusat milik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Perpustakaan yang telah berdiri sejak tahun 1970 ini, awalnya menempati gedung Fakultas Ekonomi. Baru kemudian pada tahun 1994 menempati gedung baru yang berdampingan dengan Kantor Pusat Administrasi (KPA). Saat itu semua kegiatan pemberian layanan perpustakaan kepada sivitas akademi dilakukan di gedung tersebut.
Namun, kegiatan tersebut terhenti sejenak di tahun 2004 ketika bencana tsunami melanda Aceh. Memang tidak begitu berdampak banyak terhadap perpustakaan, karena gelombang tsunami tidak sampai menyapu ke daerah tempat perpustakaan Unsyiah berdiri. Hanya akibat gempanya yang membuat bangunan perpustakaan retak-retak, serta koleksi buku yang ada di rak terjatuh dan berantakan.

Setelah dilakukan pembenahan, perpustakaan Unsyiah kembali membuka layanannya terhadap para penghuni kampus, hingga sekarang. Perpustakaan Unsyiah melakukan perubahan demi perubahan untuk menjadi salah satu perpustakaan perguruan tinggi terbaik di indonesia, hal ini sesuai dengan visi dari perpustakaan Unsyiah itu sendiri.
Perubahan terbaru dari pepustakaan Unsyiah yaitu munculnya layanan public portal aplikasi. Di portal aplikasi tersebut tersedia 12 aplikasi yang dapat diakses oleh mahasiswa secara gratis untuk memperoleh jurnal-jurnal ilmiah internasional, yakni terdiri dari Online Public Access Catalog (OPAC), Electronik Theses and Dissertations (ETD), Open Educational Resource (OER), e-journal, e-reference, e-Repository, Unsyiah Union Catalog (UUC), Springerlink, ebrary, ProQuest, EBSCO HOST, dan INFOTRAC.
Saat ditanyai mengenai trobosan terbaru dari pustaka Unsyiah, Taufik Abdul Gani Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah mengatakan bahwa layanan ini dapat digunakan dengan mudah oleh mahasiswa. “Mahasiswa tidak perlu lagi mengetikan alamat aplikasi secara berulang-ulang, tinggal masuk ke portal aplkikasi dengan alamat http://uilis.unsyiah.ac.id,” jelasnya.
Dalam mempromosikan portal aplikasi, pihak pustaka akan memberikan training-training pengenalan untuk mengakses dan menggunakan jurnal-jurnal elektronik yang dilanggan oleh Unsyiah. Pendekatan awal akan dilakukan kepada dosen terlebih dahulu baru kemudian mahasiswanya. “Jadi kami dari pihak perpustakaan akan mendekati para dosen terlebih dahulu sebelum mahasiswa. Diharapkan nantinya dosen tersebut menyuruh mahasiswanya mengikuti hal yang sama, karena mahasiswa biasanya lebih cenderung mendengarkan apa yang dibilang dosennya daripada pihak pustakawannya sendiri,” terang Taufik Abdul Gani.
Dalam tahun 2013, Taufik Abdul Gani mengungkapkan dosen dan mahasiswa yang mengikuti pelatihan pengenalan portal aplikasi yang disediakan oleh pustaka Unsyiah sudah mencapai 2.000 peserta.
Walaupun Unsyiah telah mulai mengembangkan diri lewat portal aplikasi, namun tetap memperkaya koleksi buku dalam bentuk fisik. Taufik Abdul Gani menjelaskan bahwa setiap tahunnya bahan baca di perpustakaan Unsyiah bertambah. “Tahun 2011 banyak buku fisik. Di tahun 2012 buku fisik hasil sumbangan dari PT. Arun dan Malaysia. Sedangkan 2013 koleksinya campuran, namun lebih dominan koleksi buku elektronik dibandingkan buku fisik,” tambahnya.
Untuk tahun ini perpustakaan Unsyiah melakukan pengadaan buku dengan jumlah dana 800 juta. “Buku yang di pesan sudah sampai, tapi belum di data jadi belum bisa digunakan. Nantinya buku tersebut akan dipajang saat pameran untuk buku-buku baru di perpustakaan Unsyiah,” ungkasnya.
Taufik Abdul Gani memaparkan kepada tim DETaK mengenai kelemahan dari perpustakaan Unsyiah karena beberapa hal. Salah satunya mengenai masalah buku-buku lama yang belum di data ulang, sehingga membuat buku-buku baru yang ada di pustaka unsyiah tidak menonjol. “Pendataan juga akan dilakukan pada koleksi buku-buku lama yang ada di perpustakaan Unsyiah. Akan dilihat dulu buku yang mana yang masih bisa dipakai, yang sudah tua akan ditaruk kegudang, proses penyingkiran buku-buku lama sekitar bulan febuari atau maret 2014,” terangnya.
Selain itu, perpustakaan unsyiah juga kekurangan komputer yang bisa digunakan oleh mahasiswa. “Untuk saat ini hanya dua komputer yang bisa dipergunakan oleh mahasiwa, kami dari pihak pustaka sudah mengusulkan untuk memperoleh komputer baru namun untuk tahun ini hal tersebut masih belum bisa dicapai,” ungkapnya.
Pada tahun 2014 mendatang perpustakaan Unsyiah juga merencanakan untuk memiliki ruang belajar yang nyaman, agar mahasiwa lebih leluasa untuk belajar di perpustakaan Unsyiah. “Kami sudah mulai dari mebenahi tempat penitipan tas mahasiwa agar mahasiswa merasa lebih nyaman, kedepannya kami pihak pustaka berencana untuk memasang perangkat audio visual seperti televisi edukasi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa,” tuturnya.
Dengan demikian perpustakaan Unsyiah dapat menjadi tempat learning place bagi mahasiswa. “Mahasiswa tidak hanya belajar dengan dosen di kelas saja. Para pustakawan dan pustaka juga menjadi patner dosen sebagai tempat pembelajaran. Karena tidak semua informasi diajarkan oleh dosen seperti halnya cara membuat sitasi,” jelas Taufik Abdul Gani.
Berharap kedepannya mahasiswa banyak menulis dan membaca. “Knowledge is free at the library just bring your container,” tutupnya.


separador

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selamat Datang

Translate

Pengunjung

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri Populer

Followers