Pages

Like Box

Follow Twitter

Chat Me

Selasa, 22 November 2011

Pesan Untuk Para Wartawan

Opini, oleh: Fitria Anggraini


Setelah berakhirnya orde baru di Indonesia, banyak muncul dan berkembang sebuah lembaga perusahaan baru di bidang penerbitan. Sehingga banyak lembaga-lembaga penerbitan ini yang memproduk dan mengadopsi beberapa wartawan yang sama sekali tidak mendapatkan pendidikan jurnalistik, latihan atau pengalaman yang memadai. Akhirnya melahirkan beberapa wartawan yang bodrex atau wartawan amplop dan wartawan tanpa surat kabar (WTS). 

Seorang wartawan harus dibekali ilmu jurnalistik. Dalam buku panduan praktis bagi wartawan yang diterbitkan oleh BBC World Service Trust bekerja sama dengan British Counsil, menjelaskan sebagai seorang wartawan wajib menjalankan profesi yang memerlukan tanggung jawab dan kematangan. Wartawan yang menulis seenaknya dapat merusak reputasi orang yang tak bersalah. Bisa-bisa mereka dapat menyebarkan informasi yang menyesatkan sehingga mencetuskan kepanikan atau tindak kekerasan yang memungkinkan hilangnya nyawa seseorang.

Meskipun pekerjaan wartawan adalah memberikan dan menginformasikan kebenaran pada khalayak ramai, namun tidak semua orang bisa menjadi wartawan. Ada beberapa syarat kerja bagi para wartawan, yaitu tahu yang menarik, wartawan harus tahu apa yang menarik bagi pembacanya, apa yang perlu mereka ketahui dan apa dampaknya. Selalu ingin tahu, seorang wartawan dalam menggambarkan dan mengatakan sesuatu harus mencari tahu dahulu. Perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan jawabannya. Mampu observasi, dimana seorang wartawan mampu menceritakan dan menggambarkan atas dasar observasi dengan menggunakan inderanya. Wartawan juga membutuhkan bekal dalam bekerja, yaitu berupa naluri berita, observasi, keingintahuan, mengenal berita, menangani berita, ungkapan yang jelas, kepribadian yang luwes, pendekatan yang sesuai, kecepatan, kecerdikan, teguh pada janji, daya ingat yang tajam, buku catatan, berkas catatan/referensi,kamus,surat kabar/majalah/internet/tv/radio, dan yang terakhir perbaikan demi kemajuan. 

Selain dari pada itu, ada hal yang harus dihormati, yakni menjaga etika penulisan dan menghormati etika jurnalistik. Secara universal, etika profesi wartawan itu terbagi atas : 
1. Wartawan harus melaporkan kebenaran dan tidak berbohong. 
2. Berita yang akan dicetak atau disiarkan harus akurat. 
3. Wajib mengoreksi kesalahan yang dibuat (ralat). 
4. Tidak membeda-badakan orang dalam memilih sumber atau objek berita (netral). 
5. Jujur dalam memperoleh informasi. 
6. Tidak boleh menerima suap atau pemberian lain yang dimaksudkan untuk mempengaruhi liputannya. 
7. Wartawan tidak boleh membiarkan kepentingan pribadi mereka mengganggu pekerjaan mereka (profesional). 

Tanpa adanya etika ini, informasi yang disampaikan bisa berwujud pada kepentingan dan arogansi wartawan itu sendiri. Sering wartawan tidak menghormati hak-hak privasi seperti yang dilakukan oleh wartawan infotaiment menjadikan pamor jurnalis menjadi rusak. David Talbot, pemimpin redaksi salon .com, ketika menanggapi buku The Elements of Journalism mengatakan bahwa jurnalisme merupakan panggilan masyarakat yang tinggi. 

Menjadi seorang wartawan diperlukan juga Kecerdasan emosional dan spiritual. Dimana kecerdasan emosional diperlukan agar seorang wartawan memiliki empati dalam melihat kondisi sosial dan masyarakat. Sedangkan kecerdasan spritual adalah bagaimana seorang pekerja media tidak hanya memaknai pekerjaan sebagai sebuah profesi dan loyalitas pada perusahaan, tetapi sebuah jalan hidup dimana orang dituntut untuk selalu mencari gagasan yang baru dan juga bagaimana menerapkan nilai-nilai yang luhur sebagai pengabdian. Selain itu wartawan juga butuh yang namanya kemampuan intelektual, yaitu bagaimana wartawan dan insan media mampu menangkap data-data dan fakta yang ada di lapangan serta memahami perubahan dunia. 

Saat ini dunia menjadi sangat global, apa yang terjadi di suatu negara akan berpengaruh besar pada negara-negara lain sehingga wartawan harus mempunyai gambaran berpikir yang luas dan pandangan yang jauh ke depan. Ada lima prinsip dalam intelektual, yaitu jangan menambahkan sesuatu yang tidak ada, jangan menipu pembaca, transparan sebisa mungkin tentang metode dan motif, percaya pada keaslian laporan sendiri, dan rendah hati. Wartawan memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat. Apa yang wartawan beritakan dapat mempengaruhi orang lain, yakni masyarakat. Sehingga wartawan harus menganut tujuan muliah, tidak arogan, akurat, kecepatan, dan jujur terhadap kebenaran dalam watak dan sikap mereka. 

Sekretaris Jendral Pusat Media dan Informasi Asia, Dr Indrajit Banarjee mengatakan jurnalis masa depan harus memiliki tiga keterampilan sekaligus, yakni kemampuan melaporkan, kemampuan menganalisa, dan kemampuan akademik agar mampu memberikan berita berkualitas bagi publik. Peningakatan kualitas para wartawan harus dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan media massa yang cukup pesat saat ini. Wartawan yang kualitasnya semakin baik, dapat berdampak baik juga pada media massa dan produk jurnalistik yang dihasilkan. Sehingga berita yang disampaikan ke publik tidak sekedar berita biasa, tetapi sudah melalui proses analisa yang mendalam. Karena dewasa ini, masyarakat semakin cerdas sehingga sebuah pemberitaan idealnya juga dipahami dan dikritisi. Pada prinsipnya baik media massa maupun para wartawan harus sama-sama merespon perubahan zaman agar menghasilkan suatu pemberitaan yang maksimal bagi masyarakat karena tugas media dan wartawan adalah melayani masyarakat dengan memberikan informasi.
separador

0 komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selamat Datang

Translate

Pengunjung

Wikipedia

Hasil penelusuran

Entri Populer

Followers